Hari/Tanggal : Senin, 2 September 2024
Kelas : IV (Empat) A
Mata Pelajaran :
1. Bahasa Indonesia : BAB 2 Di Bawah Atap
CP:
1. Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
3. Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
4. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
5. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.
6. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.
7. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
8. Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
9. Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.
10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.
11. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.
12. Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.
Fase B Berdasarkan Elemen :
ELEMEN | CAPAIAN PEMBELAJARAN |
Bilangan | Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar, dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu dan antarpecahan dengan penyebut yang sama. Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen. |
Aljabar | Peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau objek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. |
Pengukuran | Peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah. |
Geometri | Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan. |
Analisis Data Dan Peluang | Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan). |
ELEMEN | CAPAIAN PEMBELAJARAN |
Pemahaman IPAS (sains dan sosial) | Peserta didik memahami bentuk dan fungsi pancaindra; siklus hidup makhluk hidup dan upaya pelestariannya; masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam sebagai upaya mitigasi perubahan iklim; proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi; sumber dan bentuk energi serta proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari hari; gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari, jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak, dan bentuk benda; peran, tugas, dan tanggung jawab serta interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah; mengenal letak kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya melalui peta konvensional/digital; ragam bentang alam serta keterkaitannya dengan profesi masyarakat; keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya, dan upaya pelestariannya; serta perbedaan kebutuhan dan keinginan, nilai mata uang dan fungsinya |
Keterampilan proses | 1. Mengamati Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil pengamatannya. 2. Mempertanyakan dan memprediksi Dengan menggunakan panduan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan. 6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam berbagai format. |
Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup
Assalamu'alaikum wr wb...
Kata kerja atau verba merupakan kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan.
Kita menggunakan kata kerja ketika menyusun kalimat, baik dalam kalimat transitif maupun kalimat intransitif.
Menurut KBBI, transitif bersangkutan dengan kata kerja yang memerlukan objek. Atau dengan kata lain, kalimat transitif adalah kalimat yang memerlukan objek.
Kebalikannya, kalimat intransitif adalah kalimat tanpa objek langsung atau pelengkap penderita (tentang verba).
Setelah beberapa waktu lalu, teman-teman belajar menyusun kalimat transitif dan intransitif, kali ini kita akan mengenal kata kerja.
Pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Belajar, kita akan belajar menyebutkan kata dasar yang luluh ketika diberi awalan 'me-'.
Awalan 'Me-'
Dalam buku Bahasa Indonesia "untuk Kelas IV SD Kurikulum Merdeka Bab 2 dijelaskan fungsi awalan 'me-'.
Awalan 'me-' merupakan awalan yang dapat mengubah kata dasar dan kata benda menjadi kata kerja.
Tergantung dari kata dasarnya, awalan 'me-' dapat berubah bentuk menjadi:
- 'men-'
- 'mem-'
- 'meng-'
- 'meny-'
Kata dasar dapat luluh ketika diberi awalan 'me-' menjadi bentuk di atas, atau tetap pada bentuk dasarnya meski sudah diberi awalan.
Kata Dasar yang Luluh Setelah diberi Awalan 'Me-'
Kita akan mencari contoh kata dasar yang luluh ketika diberi awalan 'me-'.
1. Mendengar
Mendengar diperoleh dari awalan 'me-' + dengar menjadi mendengar. Artinya kata dasar 'dengar' luluh menjadi 'mendengar'.
Kata kerja 'mendengar' berarti dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga.
2. Menulis
Menulis diperoleh dari awalan 'me-' + tulis menjadi menulis. Artinya kata dasar 'tulis' luluh menjadi 'menulis'.
Kata kerja 'menulis' berarti membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan alat tulis.
3. Menyuling
Menyuling diperoleh dari awalan 'me-' + suling menjadi menyuling. Artinya kata dasar 'suling' luluh menjadi 'menyuling'.
Kata kerja 'menyuling' berarti meniup suling.
4. Menyentuh
Menyentuh diperoleh dari awalan 'me-' + sentuh menjadi menyentuh. Artinya kata dasar 'suling' luluh menjadi 'menyentuh'.
Kata kerja 'menyentuh' berarti mengenai atau menyinggung sedikit.
5. Menyenggol
Menyenggol diperoleh dari awalan 'me-' + senggol menjadi menyenggol. Artinya kata dasar 'senggol' luluh menjadi 'menyenggol'.
Kata kerja 'menyenggol' berarti menyentuh atau menyinggung.
6. Memegang
Memegang diperoleh dari awalan 'me-' + pegang menjadi memegang. Artinya kata dasar 'pegang' luluh menjadi 'memegang'.
Kata kerja 'memegang' berarti memaut dengan tangan; menggenggam.
7. Mengemudi
Mengemudi diperoleh dari awalan 'me-' + kemudi menjadi mengemudi. Artinya kata dasar 'kemudi' luluh menjadi 'mengemudi'.
Kata kerja 'mengemudi' berarti izin untuk menjalankan kendaraan bermotor.
8. Mengupas
Mengupas diperoleh dari awalan 'me-' + kupas menjadi mengupas. Artinya kata dasar 'kupas' luluh menjadi 'mengupas'.
Kata kerja 'mengupas' berarti membuka dengan membuang kulitnya (tentang buah-buahan dan sebagainya).
9. Mendorong
Mendorong diperoleh dari awalan 'me-' + dorong menjadi mendorong. Artinya kata dasar 'dorong' luluh menjadi 'mendorong'.
Kata kerja 'mendorong' berarti menolak dari bagian belakang atau bagian depan; menyorong.
10. Menyingkir
Menyingkir diperoleh dari awalan 'me-' + singkir menjadi menyingkir. Artinya kata dasar 'singkir' luluh menjadi 'menyingkir'.
Kata kerja 'menyingkir' berarti menyisih supaya tidak terbentur (tertabrak, tertumbuk, dan sebagainya) oleh orang (kendaraan dan sebagainya).
11. Menyapu
Menyapu diperoleh dari awalan 'me-' + sapu menjadi menyapu. Artinya kata dasar 'sapu' luluh menjadi 'menyapu'.
Kata kerja 'menyapu' berarti membersihkan dengan sapu, mengusap, menghapus, menyeka.
12. Menari
Menari diperoleh dari awalan 'me-' + tari menjadi menari. Artinya kata dasar 'tari' luluh menjadi 'menari'.
Kata kerja 'menari' berarti memainkan tari (menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyi-bunyian).
13. Mengetik
Mengetik diperoleh dari awalan 'me-' + ketik menjadi mengetik. Artinya kata dasar 'ketik' luluh menjadi 'mengetik'.
Kata kerja 'mengetik' berarti cara menggunakan mesin tik dengan semua jari dari kedua tangan untuk menjamin kecepatan bekerja.
14. Menyalin
Menyalin diperoleh dari awalan 'me-' + salin menjadi menyalin. Artinya kata dasar 'salin' luluh menjadi 'menyalin'.
Kata kerja 'menyalin' berarti menukar dengan yang lain; mengganti, menulis kembali, meniru.
15. Menabrak
Menabrak diperoleh dari awalan 'me-' + tabrak menjadi menabrak. Artinya kata dasar 'tabrak' luluh menjadi 'menabrak'.
Kata kerja 'menabrak' berarti melanggar; menubruk; menumbuk.
Matematika
Faktor adalah bilangan-bilangan yang bisa membagi suatu bilangan sampai habis.
Misalnya bilangan A habis dibagi oleh bilangan B, maka bilangan B adalah faktor dari bilangan A.
Sedangkan kelipatan adalah hasil perkalian bilangan dengan bilangan asli secara berurutan.
Bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dari angka 1 dan seterusnya.
Lalu, bagaimana cara menentukan faktor dan kelipatan suatu bilangan? Yuk, cari tahu bersama!
"Faktor adalah bilangan yang bisa dibagi sampai habis, sedangkan kelipatan adalah hasil perkalian bilangan secara berurutan."
Cara Menentukan Faktor Bilangan
Misalnya menentukan faktor dari bilangn 12.
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan.
Bilangan 12 diuraikan menjadi perkalian dua bilangan sebagai berikut.
12 = 1 x 12
12 = 2 x 6
12 = 3 x 4
Jadi, faktor dari bilangan 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
"Faktor ditentukan dengan melakukan perkalian dua bilangan."
Cara Menentukan Kelipatan Bilangan
Kelipatan bilangan ditentukan dengan cara menambahkan angka kelipatan dari bilangan sebelumnya atau mengalikan angka kelipatan dengan bilangan 1, 2, 3, dan seterusnya.
Contohnya bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, dan seterusnya.
Bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, dan seterusnya.
Kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12, 24, 36, dan seterusnya.
Nah, itulah cara menentukan faktor dan kelipatan bilangan, AdjariaTonton video ini, yuk!
IPAS
Apakah anak-anak pernah mengamati perubahan wujud benda? Selain dipelajari pada materi pelajaran di sekolah, perubahan wujud benda sangat dekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Itulah sebabnya kalian perlu mengenal dan memahami materi ini, mulai dari pengertian, sifat- sifat, macam-macam, penyebab, dan contoh- contohnya yang terjadi di sekitar lingkungan.
Selain dapat menguasai materi pelajaran di sekolah, mengenal dan memahami perubahan wujud benda dapat Grameds manfaatkan teorinya untuk kebutuhan sehari- hari. Berikut ini penjelasan tentang perubahan wujud benda yang perlu disimak:
Pengertian Perubahan Wujud Benda
Perubahan wujud benda adalah salah satu bentuk terjadinya gejala perubahan pada suatu benda menjadi berbeda wujud dari sebelumnya, baik ukuran, bentuk, warna, dan aroma atau bau nya yang berubah. Proses perubahan bentuk ini dapat terjadi dengan berbagai cara dan beberapa prosesnya dapat dilihat dengan mata telanjang manusia. Wujud benda dapat berupa cair. Gas, atau padat yang memiliki molekul gerak translasi atau gerak pindah tempat dan gerak vibrasi atau bisa saja bergerak di tempat.
Pada kondisi tertentu suatu zat benda yakni padat, cair, dan gas tidak bisa mempertahankan bentuknya. Itulah sebabnya bisa mengalami perubahan wujud seperti berubah warnanya, berubah bentuknya, dan muncul bau atau aroma lain dari wujud sebelumnya. Hal tersebut terjadi tentu bukan tanpa sebab, melainkan karena zat benda tersebut dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh panas, suhu, kelembapan, dan sebagainya.
Perubahan wujud tersebut dapat bersifat atau tidak sementara yang artinya menghasilkan zat yang baru dan tidak bisa dikembalikan lagi pada wujud awalnya. Itulah sebabnya perubahan wujud sebuah benda sangat berkaitan dengan perubahan fisika, kimia, dan biologi yang menjadi penyebab mengapa suatu zat benda dapat berubah menjadi wujud benda yang lain. Pada proses perubahan wujud tersebut ada yang memerlukan kalor atau melepaskan kalor.
Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan wujud benda ayo kita lakukan percobaan berikut ini di kelas!
Bahan-bahan yang diperlukan:
1. Es batu
2. Susu Cair
3. garam kasar
4. baskom ukuran besar
5. kaleng biskuit
6. lap tangan
7. cangkir plastik dan spatula
ayo simak video berikut ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar