Rabu, 30 Agustus 2023

MATERI P5: Kamis, 31 Agustus 2023

 

Materi P5 : Kamis, 31 Agustus 2023

Kelas/Semester                   : 4/I

Kegiatan  Pembelajaran    :  P5

P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)



Nama

Tutik Handayani, S.Pd. Gr.

Jenjang/Kelas

SD/ IV

Asal Sekolah

SD Al Azhar 1

Mata Pelajaran

-

Alokasi Waktu

 42 JP (7 JP/Minggu)

Jumlah Siswa

23 anak

Model Pembelajaran

Tatap Muka

Profil Pelajar Pancasila

·         Beriman dan bertaqwa Kepada Allah SWT dan Berakhlaq Mulia

·         Berkebhinekaan Global

·         Gotong Royong

·         Mandiri

·         Kreatif

·         Bernalar Kritis

Fase

B

 

Tema/SubTema/Topik

Gaya Hidup Berkelanjutan / Seni dan Kerajinan di kota Bandar Lampung /Aku bisa membuat batik Ecoprint daun dan bunga

Tujuan Pembelajaran

      Mengenal berbagai ciptaan Allah seperti jenis tanaman

      Menjalin interaksi sosial yang  positif dalam lingkungan keluarga dan sekolah.

      Terbiasa bekerja bersama dalam melakukan kegiatan dengan kelompok (melibatkan dua atau lebih orang)

      Berani mencoba, tidak mudah menyerah saat mendapatkan tantangan dan adaptif dalam situasi baru.

      Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan / atau perasaannya dalabentuk karya dan atau Tindakan sederhana serta mengapresiasi karya datindakayandihasilkan

      Bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap diri dan lingkungannya.

Tujuan Kegiatan

      Anak dapat mengenal berbagai ciptaan Allah SWT seperti jenis tanaman

      Anak mampu menjalin interaksi sosial yang positif dalam lingkungan keluarga  dan sekolah

      Anak terbiasa bekerja bersama dalam melakukan kegiatan dengan kelompok (melibatkan dua atau lebih orang)

      Anak berani mencoba, tidak mudah menyerah saat mendapatkan tantangan, dan adaptif dalam situasi baru

      Anadapamengeksplorasdamengekspresikapikiradan/ataperasaannydalam bentukarydaatatindakasederhansertmengapresiaskarydatindakayandihasilkan

      Anak berani bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap diri dan lingkungannya.

Kata Kunci

Ecoprint, daun dan bunga, pounding, mordanting, cuci, jemur, air, tawas, batik

Deskripsi Umum Kegiatan

Dalam kegiatan ini anak dikenalkan dengan geliat kerajinan batik ecoprint  menggunakan daun dan bunga yang  dapat mereka temukan di lingkungan sekitar melalui video, cerita buku dan diskusi. Kemudian anak diajak untuk    melakukan projek ecoprint melalui kegiatan :

       Menyaksikan video geliat batik ecorint melalui video Youtube

       Berdiskusi tentang ecoprint

       Mengumpulkan alat dan bahan untuk membuat ecoprint

       Membuat hasil karya / projek ecoprint yang dimanfaatkan

Alat dan Bahan

       Buku-buku bacaan tentang ecoprint dan buku pendukung lainnya.

       Memanfaatkan daun dan bunga yang ada dilingkungan sekitar yang mudah didapatkan

       ATK : kertas, kain, palu, daun dan bunga yang mudah didapatkan, plastik (bisa pakai kantong plastik yang putih), tawas

Sarana Prasarana

Ruangan kelas Halaman sekolah

 


Sumber

Tautan : https://www.youtube.com/watch?v=KrLBziKGO-s

https://www.youtube.com/watch?v=PYfLoR_XYcQ

Ringkasan Cerita

Ecoprint teknik pounding


TUJUAN KEGIATAN P5 SEMESTER 1

  1.     Membentuk karakter Pelajar Pancasila (Beriman dan bertakwa padal Allas SWT dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis)
  2. Anak dapat mengenal berbagai ciptaan Allah seperti jenis tanaman
  3.       Anak mampu menjalin interaksi sosial yang positif dalam lingkungan keluarga dan sekolah
  4.       Anak terbiasa bekerja bersama dalam 
  5. melakukan kegiatan dengan kelompok 
  6. (melibatkan dua atau lebih orang)
  7.       Anak berani mencoba, tidak mudah 
  8. menyerah saat mendapatkan tantangan, dan
  9. adaptif dalam situasi baru, dan mencoba untuk
  10.       Anak dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiradan/ataperasaannya  dalabentukarydaataTindakasederhansertmengapresiaskarydaTindakayandihasilkan
  11.       Anak berani bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap diri dan lingkungannya.

Tujuan Pembelajaran :

-Peserta didik dapat membuat batik Ecoprint dengan media kertas sebagai aksi awal

- Peserta didik dapat mengembangkan dimensi profil pelajar Pancasila saat proyek  kegiatan berlangsung.



Anak-anak, untuk kegiatan P5 kita yakni membuat Ecoprint di Kamis, tgl 31 Agustus 2023 akan memulai Aksi awal dengan media kertas terlebih dahulu sebelum nanti kita menggunakan media kain.

Untuk itu anak-anak dari sekarang mohon mulai menyiapkan:

1. Palu ( beri nama) boleh Palu kayu, atau palu karet atau batu gilingan ( jika tidak ada palu)


2. Berbagai jenis daun/bunga,  yang menghasilkan warna terang misal ( daun jati, bunga dan daun kenikir,daun kelor, daun pacar, daun pepaya, daun singkong, daun kamboja dll ) *lebih disarankan daun yang Bu guru sebutkan di atas  Karena warnanya bisa dipakai untuk Ecoprint. Jika tidak ada boleh daun apa saja.

 3. Jumlah daun yg dibawa, sesuaikan dengan  motif yang akan anak2  kreasikan di kelas nanti.

4. Plastik transparan bening  (disiapkan guru)

4. Kertas HVS putih (disiapkan guru )

Semua alat dibawa saat jadwal P5 di hari Kamis karena kita akan memulai praktik, Bu guru infokan dari sekarang agar sudah bisa mempersiapkannya.

Untuk aksi proyek p5 berikutnya yakni berkunjung ke tempat pembuatan batik Ecoprint guna melihat langsung prosesnya insya Allah nanti akan ada edaran resmi dari sekolah.

Berikut jenis-jenis daun yang bisa dipakai untuk membuat batik ecoprint



Untuk gambaran teknik pembuatan ecoprint adalah sbb:







Terimakasih atas kerjasama dan perhatiannya.
Demikian pembelajaran hari ini, semoga bermanfaat dan diberikan kemudahan dalam memperoleh ilmu 

Salam sayang dari ibu Tutik 
Wassalamualaikum wr wb

Materi Ajar, Rabu, 30 Agustus 2023

 SEMESTER 1

Hari/ Tanggal : Rabu, 30 Agustus 2023

Kelas: IV A

1. MATEMATIKA

Bab : PEMBAGIAN

Materi : Aturan Pembagian

CP    :

Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu (misalnya, ) dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama (misalnya, ). Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.

TP / ATP  : 

  1. Menemukan aturan pembagian dari cara pembagian yang "bilangan yang dibagi"-nya sama besar.
  2. Menentukan aturan pembagian dari cara pembagian yang "bilangan pembagi"-nya sama besar

2. BAHASA INDONESIA     

Bab : Di Bawah Atap

Materi : Imbuhan Me-

CP    : 

 1.       Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya. 
2. Melalui kegiatan mengisi tabel homonim, peserta didik dapat memahami kata-kata yang memiliki makna jamak dengan tepat

TP/ ATP:

1.      Melalui latihan, peserta didik dapat mengenali perubahan bentuk awalan ‘me-’ dan menggunakannya sesuai ketentuan bahasa Indonesia dengan benar.

Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengemukakan pendapat dengan jelas, dengan suara dan intonasi yang baik

 
Apa kabar anak-anak bu Tutik hari ini? semoga anak sholih sholihah semua selalu dalam keadaan sehat wal’afiyat dan tetap dalam lindungan Allah SWT ya, amiin ....
 
Sebelum memulai pembelajaran kita hari ini ayo kita buka dengan lafadz basmallah, dan berdoa ya.. 
 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembagian diartikan sebagai proses, cara, perbuatan membagi atau membagikan.

Namun, bagaimana pengertian pembagian dalam matematika?

Dalam matematika, pembagian diartikan sebagai salah satu dari operasi dasar matematika, yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Nah, pembagian memiliki sifat yang bertolak belakang dengan perkalian.

Soal 1

Ada 24 cokelat. Cokelat tersebut dibagi sama rata di antara ... anak. Berapa cokelat yang diterima setiap anak?

1. Masukkan berbagai angka ke ... dan temukan jawabannya. Jika cokelat tersebut dibagi kepada 4 anak, berapa yang diterima setiap anak?

Jika ada 8 anak, berapa banyak cokelat yang akan diterima setiap anak?

Jawab:

- 24 cokelat: 4 anak = 6

Jadi, jika ada 4 anak masing-masing akan mendapatkan 6 buah cokelat.

- 24 cokelat : 8 anak = 3

Jadi, jika ada 8 anak masing-masing akan mendapatkan 3 buah cokelat.

2. Aturan apakah yang bisa kamu amati antara pembagi dan hasil baginya?

Jawab: Semakin besar nilai pembaginya, maka akan semakin kecil jawabannya. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai pembaginya, maka akan semakin besar jawabannya.

3. Ujilah aturan tersebut dengan soal pembagian yang lain


4. Aturan apakah yang bisa kamu amati untuk bilangan yang dibagi dan hasil baginya?

Ujilah aturan tersebut dengan soal pembagian yang lain.

Jawab:

Jika bilangan yang dibagi nilainya 2 kali lebih besar dari pembagi, maka hasilnya juga akan 2 kali lebih besar. 

Sedangkan jika bilangan dibagi nilainya 3 kali lebih kecil dari pembagi, maka hasilnya juga akan 3 kali lebih kecil.

Soal 3

Jika kamu memotong ... m dari pita yang panjangnya ... m akan menghasilkan persis 3 potong pita.

1. Sebuah pita yang panjangnya 24 m dipotong menjadi beberapa bagian. Setiap bagian memiliki panjang 8 m. Berapa potongan pita yang dihasilkan?

Jawab:

24 meter : 8 meter = 3

Jadi, pita yang dihasilkan ada 3 buah.

2. untuk lebih jelasnya ayo siam viedo berikut ini!



BAHASA INDONESIA

Cerita Ada Vampir di Rumah Ini pada pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4 (IV) pada buku Kurikulum Merdeka Belajar. Cerita tersebut terdapat pada BAB 2 Di Bawah Atap di halaman 40, 41 dan 42. Ayo membaca, Bacalah cerita berikut ini dengan nyaring secara bergantian!

Ada Vampir di Rumah Ini

Klik! Kipas angin pun menyala. “Sejuknya,” gumam Sani. Setelah berdiri sebentar di depan kipas angin, Sani kembali memilih-milih buku di rak.

Klik! Kipas angin berhenti berputar. Kak Lita mematikannya.

“Kipas angin ada di sini, kamu di sana, percuma kamu menyalakan kipas angin. Membuang energi saja,” kata Kak Lita.

“Aku kan mau membaca di sofa,” ucap Sani. Sani menyalakan lagi kipas angin, lalu duduk di sofa.

Baru sebentar Sani membaca, Kak Lita kembali mematikan kipas angin.

Kak, jangan dimatikan,” pinta Sani. “Gerah.”

Kak Lita tak menjawab. Dia malah membuka jendela lebar-lebar.

“Sejuk, kan? Tidak perlu kipas angin dan hemat listrik,” kata Kak Lita sambil duduk di samping Sani.

Tiba-tiba dia melompat, lalu melepaskan kabel kipas angin yang tertancap di stopkontak. Aduh, jika tentang listrik, Kak Lita cerewet sekali. Sani sering diomeli jika lupa melepaskan kabel atau mematikan sakelar. Kak Lita juga menempel tulisan di tiap stopkontak di rumah ini: MATIKAN LAMPU! LEPASKAN KABEL! TARIK STEKERNYA, BUKAN KABELNYA!

“Kak, kok sukanya repot seperti itu?” tanya Sani.

Kak Lita membelalak, “Repot bagaimana? Melepaskan kabel kok dibilang repot.”

“Yang penting elektroniknya sudah dimatikan. Kenapa harus dicabut kabelnya?”

“Kalau kabelnya tidak dicabut, daya listriknya masih jalan terus.” Kak Lita lalu berbisik, “Kalau sudah begitu, kita seperti memberi makan vampir.”

“VAMPIR? Kak, jangan main-main, aku takut,” Sani menoleh ke sekelilingnya dengan cemas. Masa di rumah ini ada kelelawar pengisap darah?”

“Bukan vampir yang itu. Vampir yang ini mengisap listrik.” Kak Lita tertawa, lalu menunjukkan gambar yang ada di koran.

“Lihat ini,” katanya. “Wah!” seru Sani terkejut.

“Jadi, walau televisi sudah dimatikan, kalau kabelnya tetap tercolok ke stopkontak, listrik tetap mengalir?”

“Nah, pintar adikku!” Kak Lita tertawa sambil menjawil dagu Sani.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Tanpa melihat buku, sampaikan kembali secara singkat isi cerita tersebut!
2. Cerita seperti apa yang kalian bayangkan saat pertama kali membaca judulnya?
3. Bagaimana pendapat kalian tentang judul cerita tersebut?
4. Apa yang membuat sikap Sani berubah di akhir cerita?
5. Apakah gambar diatas membantu kalian memahami cerita?
6. Menurut kalian, apa hubungan antara vampir, kelelawar, dan alat listrik di dalam cerita ini?


Demikian pembelajaran hari ini, semoga bermanfaat dan diberikan kemudahan dalam memperoleh ilmu 

Salam sayang dari ibu Tutik 
Wassalaamualaikum wr wb

Selasa, 29 Agustus 2023

Materi Ajar: Selasa, 29 Agustus 2023

 SEMESTER 1

Hari/ Tanggal : Selasa, 29 Agustus 2023

Kelas: IV A

1. Pendidikan Pancasila

Bab : Norma

Materi : Jenis- Jenis Norma

CP    :

·     1.    Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar    tempat tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru.

2.    Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

Peserta didik melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah

TP / ATP  :

1.    Peserta didik dapat mengklasifikasikan norma dan aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya dengan tepat.

2.    Peserta didik dapat memberikan contoh pelaksanaan norma di lingkungan sekitarnya dengan benar.

3.    Peserta didik dapat mengidentifkasi hak dan kewajibannya sebagai peserta didik dengan tepat.

4.    Peserta didik dapat mengidentifkasi hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga dengan tepat.

5.    Peserta didik dapat merumuskan pendapat secara sistematis dan logis.

6.    Peserta didik dapat menunjukkan sikap dan perilaku positif apabila pendapatnya tidak diterima oleh orang lain.

7.    Peserta didik dapat menganalisis pelaksanaan musyawarah di lingkungannya dengan tepat.

2. Seni Tari     

Bab : Mengenal Lingkunga dengan Tari

Materi : Unsur Pendukung dalam Pertunjukan Tari

CP    : 

  1.     Elemen Mengalami (Experiencing), Peserta didik mampu mengamati bentuk penyajian tari berdasarkan latar belakang serta mengeksplorasi unsur utama tari sesuai level, perubahan arah hadap, dan desain lantai.
  2.  Menciptakan (Creating), peserta didik mampu mengidentifikasi dan membuat gerak dengan unsur utama tari, level, perubahan arah hadap.
  3.  Berpikir dan bekerja artistik (Thinking and working artistically peserta didik mampu menunjukkan hasil tari kelompok dengan bekerja secara kooperatif untuk mengembangkan kemampuan bekerja sama dan saling menghargai demi tercapainya tujuan bersama.
  4.    Merefleksikan (Reflecting)  peserta didik mampu menilai pencapaian dirinya saat melakukan aktivitas pembelajaran tari
  5. 5 Berdampak (Impacting)     peserta didik mampu menumbuhkan rasa cinta pada seni tari yang berpengaruh pada kemampuan diri dalam menyelesaikan aktivitas pembelajaran tari.

TP/ ATP:

Peserta didik mampu memperagakan ciri khas gerak tari dari flora, fauna, dan makhluk hidup di sekitar lingkungannya secara individu maupun kelompok


 
Apa kabar anak-anak bu Tutik hari ini? semoga anak sholih sholihah semua selalu dalam keadaan sehat wal’afiyat dan tetap dalam lindungan Allah SWT ya, amiin ....
 
Sebelum memulai pembelajaran kita hari ini ayo kita buka dengan lafadz basmallah, dan berdoa ya.. 

Pengertian Norma

1. Arti Norma

Norma merupakan kaidah atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap manusia mempunyai sifat dan keinginan atau kepentingan yang berbeda-berbeda. Perbedaan tersebut mengakibatkan manusia berhubungan dengan manusia yang lainnya. Mereka saling bekerja sama, tolong-menolong, saling bantu, dan sebagainya dengan tujuan untuk memenuhi kepentingannya itu. Nah, untuk mengatur hubungan antarmanusia ini sangat diperlukan suatu norma. Dengan demikian, norma itu sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah norma sama dengan peraturan? Jawabannya tidak sama. Peraturan mempunyai arti yang lebih luas. Peraturan itu adalah aturan-aturan yang mengatur perilaku atau perbuatan kita. Biasanya peraturan itu tertulis dan bagi yang melanggar ada sanksinya atau hukumannya. Misalnya, peraturan lalu lintas. Biasanya, peraturan lalu lintas itu tertulis. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksinya bisa berupa teguran, hukuman kurungan atau denda. Sanksi yang berupa denda atau hukuman kurungan diputuskan setelah diproses di pengadilan. Pengadilan adalah tempat untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak.

Norma merupakan ukuran perilaku baik atau buruk, dan pantas atau tidak pantas. Biasanya norma itu disesuaikan dengan kebiasaan atau adat istiadat masyarakat setempat. Norma juga dipengaruhi oleh keyakinan agama yang dianut warga. Norma disebut juga sebagai peraturan yang tidak tertulis. Misalnya, kewajiban menghormati orang tua. Anak yang menghormati orang tua berarti dia telah mematuhi norma yang berlaku. Sedangkan anak yang tidak hormat, berarti dia telah melanggar norma yang berlaku di masyarakatnya. Nah, itulah bedanya antara norma dan peraturan. Jadi norma itu berbeda dengan peraturan.


2. Bentuk-bentuk Norma

Norma-norma yang berlaku di masyarakat dikelompokan ke dalam empat macam, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukumNorma agama, yaitu ketentuan hidup manusia yang bersumber dari ketentuan Tuhan Yang Maha Esa yang tercantum dalam kitab suci setiap agama. Contoh norma agama di antaranya adalah kewajiban untuk beribadah bagi umatnya. Seorang umat beragama yang tidak melaksanakan kewajiban untuk beribadah, maka dia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan nanti dalam kehidupan di akhirat.

Norma kesusilaan, yaitu ketentuan dalam pergaulan manusia yang bersumber dari hati nuraninya. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesusilaan sifatnya tidak tegas karena hanya diri sendiri yang merasakan (merasa bersalah, menyesal,malu, dan sebagainya). Contoh norma kesusilaan, seperti kewajiban untuk berkata jujur setiap kali bergaul dengan orang lain. Orang tidak berkata jujur atau suka berbohong akan mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah di dalam hatinya. Ia akan terus menyesal karena telah berbohong kepada orang lain.

Norma kesopanan, yaitu ketentuan dalam kehidupan manusia yang timbul dari hasil pergaulan manusia di dalam masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesopanan sifatnya tidak tegas, tapi dapat diberikan oleh masyarakat dalam bentuk celaan, cemoohan, atau pengucilan dalam pergaulan. Contoh norma kesopanan, seperti kewajiban untuk menghormati orang tua, tidak menyinggung perasaan orang tua, mematuhi nasihat orang tua, dan sebagainya. Anak yang tidak hormat kepada orang tuanya, ia akan dikucilkan oleh orang tuanya, saudaranya ataupun oleh anggota masyarakat lainnya.

Norma hukum, yaitu aturan yang dibuat dan ditetapkan oleh badan yang berwenang mengatur manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (berisi perintah dan larangan). Sanksi terhadap pelanggaran norma hukum sifatnya tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap orang tanpa kecuali, biasanya berbentuk hukuman penjara dan denda. Contoh norma hukum, seperti larangan untuk membunuh orang lain. Setiap orang yang melakukan pembunuhan maka dia akan di hukum penjara yang lamanya sesuai yang ditentukan oleh hakim di pengadilan.

Norma-norma yang disebutkan di atas harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. Dengan mematuhi norma-norma maka kehidupan masyarakat menjadi harmonis, saling menghormati, saling menghargai, dan tolong menolong antarsesama.

  1. Melaksanakan Norma-Norma yang Berlaku di Lingkungan Masyarakat Sekitar
  2. Melaksanakan Norma-Norma di Sekolah

Bel tanda masuk kelas telah berbunyi. Seluruh peserta didik kelas SDN Sukamaju segera bergegas berbaris di depan kelasnya masing-masing. Peserta didik-peserta didik kelas empat pun berbaris di depan kelasnya dipimpin oleh Reva selaku ketua kelas mereka. Bu Ika pun telah berada di depan ruangan kelas empat. Para peserta didik masuk ke kelas dengan tertib sambil menjabat dan mencium tangan Bu Ika. Para peserta didik kemudian duduk dengan rapi dan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh Reva.

“Siap, beri salam,” kata Reva kepada teman-temannya.

“Selamat pagi, Bu!” sapa seluruh peserta didik kelas empat serentak.

“Selamat pagi!” jawab Bu Ika.

Sebelum memulai pelajaran Bu Ika terlebih dahulu memperhatikan dengan seksama seluruh peserta didiknya. Bu Ika memerhatikan seragam dan sepatu yang dipakai peserta didiknya serta rambut peserta didiknya. Kemudian, Bu Ika menegur salah satu peserta didiknya yang bernama Rudi. Rudi dipanggi ke depan kelas.

“Mengapa rambut kamu panjang dan tidak disisir rapi?” tanya Bu Ika.

“Maaf Bu, saya sengaja membiarkan rambut saya panjang dan disisirnya tidak rapi. Supaya saya kelihatannya seperti artis-artis sinetron,” jawab Rudi. Jawaban Rudi yang seperti itu tentu saja memancing temantemannya untuk berkomentar.

“Huu, pengen kayak artis, kok lupa aturan,” komentar salah seorang temannya.

Belum selesai Bu Ika menegur Rudi, tiba-tiba pintu kelas diketuk dari luar. Di depan pintu tampak Andi dengan memakai seragam yang berbeda dengan temannya.

“Maaf Bu, saya terlambat,” kata Andi.

“Mengapa kamu terlambat dan tidak memakai seragam sekolah,?” tanya Bu Ika.

“Saya bangun kesiangan, Bu. Kemarin saya kehujanan, baju seragam saya kotor dan masih basah. Jadi, terpaksa saya memakai baju bebas,” jawab Andi.

Suasana kelas pun menjadi riuh. Teman-teman Andi pun ikut berkomentar.

Melihat suasana kelas yang tidak tenang, Bu Ika segera menenangkan para peserta

didiknya.

“Tenang anak-anak! Dengarkan semuanya, kalian tahu bahwa tata tertib di sekolah mewajibkan para peserta didiknya untuk berpakaian seragam, datang tepat waktu dan memotong rambutnya dengan rapi. Jika ada peserta didik yang melanggar tata tertib, ia harus diberi sanksi. Hari ini Ibu sangat kecewa, karena di kelas ini telah terjadi tiga pelanggaran yang seharusnya tidak perlu terjadi. Mengapa pelanggaran ini harus terjadi?” tanya Bu Ika. Semua peserta didik kelas tertunduk diam, suasana kelas pun menjadi hening.

“Kalian berdua maju ke depan!” kata Bu Ika kepada Rudi dan Andi.

Rudi dan andi pun maju ke depan sambil tertunduk malu.

“Karena kalian telah melanggar tata tertib sekolah, kalian ibu hukum. Kalian harus mengerjakan uji kompetensi satu yang terdapat dalam buku mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,” kata Bu Ika.

Bu Ika pun menjelaskan kepada selurus peserta didik mengenai pentingnya mematuhi peraturan atau tata tertib di sekolah. Supaya proses pembelajaran tidak terganggu dan dapat berjalan dengan tertib. Menurut Bu Ika, saat ini para peserta didik SDN Sukamaju sebagian besar telah melaksanakan tata tertib sekolah. Pelanggaran hanya dilakukan oleh sebagian kecil peserta didik saja. Para peserta didik sudah terbiasa masuk sekolah 15 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi, mengenakan pakaian seragam yang sesuai dengan ketentuan sekolah, mengerjakan tugas-tugas dari guru, bersahabat dengan teman-temannya, serta sopan terhadap guru atau orang yang lebih tua. Dengan melaksanakan tata tertib sekolah maka para peserta didik sudah melaksanakan norma-norma yang berlaku di sekolah.

 

2. Melaksanakan Norma-Norma di Keluarga

Keluarga Reva terkenal sebagai keluarga yang rukun. Ayah Reva selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk senantiasa mematuhi aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat tempat mereka tinggal. Ayah selalu mengajarkan kepada semua anggota keluarga untuk menghormati dan menghargai antar sesama anggota keluarga, serta bergaul dengan para tetangga secara baik. Keluarga Reva juga sering membantu warga yang sedang membutuhkan.

Suatu hari, Reva, ayah dan ibu berkumpul di teras rumah. “Yah, mengapa kita harus melaksanakan norma-norma yang berlaku di masyarakat?” tanya Reva.

“Bukan hanya di masyarakat, tetapi dalam kehidupan di keluarga pun kita harus mematuhi norma. Hal itu dikarenakan kita merupakan anggota keluarga dan bagian dari masyarakat. Norma-norma yang berlaku dibuat untuk ditaati oleh semua warganya. Sehingga akan tercipta kehidupan yang aman, damai, dan tertib,” jawab ayah.

“Dalam hal apa saja kita harus melaksanakan norma-norma itu, Yah?” tanya Reva penuh rasa penasaran.

“Dalam hal apapun kita harus berpegang teguh pada norma-norma yang berlaku. Kita harus saling menghargai, menghormati, dan tolong-menolong dengan sesama anggota keluarga yang lain. Sebagai seorang anak Reva harus patuh terhadap apa yang perintahkan oleh orang tua dan antaranggota keluargapun harus menjaga sopan santun dalam segala hal,” jelas ayah.

“Selain itu, kita juga harus bertutur kata yang lembut ketika berbicara. Sehingga kerukunan hidup akan selalu terjaga. Jangan lupa juga untuk senantiasa beribadah tepat pada waktunya. Karena itu, termasuk ketentuan norma agama yang harus kita laksanakan,” kata ibu menambahkan.

“Oh, ya kalau begitu Reva sangat paham sekarang. Norma-norma itu sangat penting untuk di taati,” kata Reva.

“Bagus kalau kamu sudah mengerti. Oh ya Bu, sekarang Ayah akan pergi ke rumah Pak RT. Beliau mengundang Bapak untuk memusyawarahkan rencana kerja bakti hari minggu besok,” kata ayah memberitahu Ibu dan Reva.

“Baiklah Yah! Reva, tolong antarkan kue ini kepada tetangga kita, Bu Reni. Ingat, kamu harus sopan. Ketuklah pintu dan ucapkan salam terlebih dahulu sebelum dipersilakan masuk. Bicaralah dengan ramah. Katakan kue ini untuk adik kecil, Dava!” kata Ibu.

“Baik, Bu!” kata Reva.

Reva kemudian membawa kue tersebut untuk diberikan kepada Bu Reni. Setelah sampai di rumah Bu Reni, Reva mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

“Permisi, Bu. Saya disuruh ibu untuk mengantarkan kue ini untuk Dava,” kata Reva.

“Wah, tidak usah repot-repot nak. Masuk dulu nak!” kata Bu Reni.

“Maaf Bu, tidak usah, lain kali saja,” kata Reva.

“Terima kasih ya, atas pemberian kuenya. Sampaikan salam saya untuk Ibumu!” kata Bu Reni.

SENI TARI

Eksplorasi menurut Yohanes Subowo (1992:23) adalah merupakan kegiatan awal dalam penyusunan sebuah komposisi tari. Dengan melakukan eksplorasi gerak yang didukung oleh improvisasi, penari telah terlatih secara refleksi untuk melakukan gerak baik dengan ekspresi maupun dengan pola irama

Gerak dalam tarian dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi gerak dilakukan dengan cara proses berpikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa

Rangsang tari yang banyak dipakai di dalam pembentukan tari meliputi rangsang gagasan, rangsang visual, rangsang auditif, rangsang kinestetik, dan rangsang peraba.

  1. Rangsangan Dengar (Auditif) adalah salah satu tahapan pengembangan gagasan gerak yang dilihat oleh suara atau bunyi suatu benda atau perbuatan sendiri.
  2. Rangsangan visual dapat muncul karena panca indera, rangsangan ini dapat timbul dari objek gambar, warna, wujud, patung, melihat orang menari atau bergerak, dan lain sejenisnya.
  3. Rangsangan Kinestetik dalam tahap ini dapat dilakukan seperti pada saat mengolah gerak berdasarkan pola hitungan
  4. Rangsangan Gagasan (idesional) adalah rangsangan yang seringkali digunakan peƱata tari dalam membuat karyanya.

Pembahasan

Seni tari merupakan bentuk gerakan semua bagian tubuh atau hanya sebagian saja yang dilakukan dengan ritmis serta pada waktu tertentu untuk mengungkap pikiran, perasaan, dan tujuan dengan iringan musik atau tanpa iringan musik. Pada seni tari yang memakai iringan musik, maka gerakannya mengikuti irama dari musik yang dibawakan. Orang-orang yang memiliki peran dalam bermain alat musik akan menyesuaikan setiap gerakan penari agar arti dan tujuan dari tarian yang dibawakan tersampaikan kepada penonton tari-tarian.

Tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebahai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Tari menitik beratkan konsep dan koreografi yang bersifat kreatif.


Unsur utama tari, natara lain:

1. Gerak

2. Ruang

3. Waktu


Unsur pendukung tari, antara lain:

1. Tata rias

2. Kostum

3. Pola lantai

4. Properti

Jenis tari berdasarkan jumlah penarinya:

1. Tari tunggal (Solo)

2. Tari berpasangan (duet/pas de duex)

3. Tari kelompok (Group choreography)

4. Tari kolosal


Demikian pembelajaran hari ini, semoga bermanfaat dan diberikan kemudahan dalam memperoleh ilmu 

Salam sayang dari ibu Tutik 
Wassalaamualaikum wr wb

 

Materi Ajar: Selasa, 30 April 2024

  Hari/ Tanggal : Selasa, 30 April 2024        Kelas: IV A Muatan  Pembelajaran              :   1. Pendidikan Pancasila   : Gotong Royong 2...