Rabu, 06 September 2023

Materi Ajar: Rabu, 6 September 2023

 SEMESTER 1

Hari/ Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2023

Kelas: IV A

1. MATEMATIKA

Bab : PEMBAGIAN

Materi : Aturan Pembagian

CP    :

Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu (misalnya, ) dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama (misalnya, ). Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.

TP / ATP  : 

  1. Menemukan aturan pembagian dari cara pembagian yang "bilangan yang dibagi"-nya sama besar.
  2. Menentukan aturan pembagian dari cara pembagian yang "bilangan pembagi"-nya sama besar

2. BAHASA INDONESIA     

Bab : Di Bawah Atap

Materi : Kalimat Majemuk

CP    : 

 1.       Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

2.       Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

3.       Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.

4.       Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.

5.       Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.

6.       Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.

7.       Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

8.       Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

9.       Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.

10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya. 
2. Melalui kegiatan mengisi tabel homonim, peserta didik dapat memahami kata-kata yang memiliki makna jamak dengan tepat

TP/ ATP:

1.      Melalui latihan, peserta didik dapat mengenali perubahan bentuk awalan ‘me-’ dan menggunakannya sesuai ketentuan bahasa Indonesia dengan benar.

Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengemukakan pendapat dengan jelas, dengan suara dan intonasi yang baik

 
Apa kabar anak-anak bu Tutik hari ini? semoga anak sholih sholihah semua selalu dalam keadaan sehat wal’afiyat dan tetap dalam lindungan Allah SWT ya, amiin ....
 
Sebelum memulai pembelajaran kita hari ini ayo kita buka dengan lafadz basmallah, dan berdoa ya.. 
 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembagian diartikan sebagai proses, cara, perbuatan membagi atau membagikan.

Namun, bagaimana pengertian pembagian dalam matematika?

Dalam matematika, pembagian diartikan sebagai salah satu dari operasi dasar matematika, yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Nah, pembagian memiliki sifat yang bertolak belakang dengan perkalian.

Soal 1

Ada 24 cokelat. Cokelat tersebut dibagi sama rata di antara ... anak. Berapa cokelat yang diterima setiap anak?

1. Masukkan berbagai angka ke ... dan temukan jawabannya. Jika cokelat tersebut dibagi kepada 4 anak, berapa yang diterima setiap anak?

Jika ada 8 anak, berapa banyak cokelat yang akan diterima setiap anak?

Jawab:

- 24 cokelat: 4 anak = 6

Jadi, jika ada 4 anak masing-masing akan mendapatkan 6 buah cokelat.

- 24 cokelat : 8 anak = 3

Jadi, jika ada 8 anak masing-masing akan mendapatkan 3 buah cokelat.

Pembagian adalah salah satu operasi hitung yang ada pada mata pelajaran matematika. Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian yang diajarkan sejak SD. Sehingga, untuk mempelajari pembagian, kita juga harus menguasai perkalian. Nah, untuk memahami materi pembagian, berikut akan dibahas latihan contoh soal pembagian dan jawabannya.

Pembahasan soal-soal pembagian berikut ini diambil dari materi matematika untuk kelas 4 SD. Dimana di dalam soal terdiri dari perhitungan pembagian puluhan, ratusan, hingga ribuan. Serta beberapa soal cerita pembagian yang mudah dikerjakan.

Soal-soal juga telah dilengkapi dengan kunci jawabannya. Sehingga diharapkan akan lebih mudah memahami bagaimana menghitung pembagian dalam pelajaran matematika. Langsung saja simak pembahasan contoh soal berikut ini.

Contoh Soal Pembagian Kelas 4 SD Dan Jawabannya

A. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah Jawaban Yang Tepat Pada Soal-Soal Pembagian Di Bawah Ini!

1. 15 : 5 = …..
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5

2. 18 : 9 = …..
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5

3. 24 : 6 = …..
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5

4. 35 : 7 = …..
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5

5. 56 : 8 = …..
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9

6. 42 : 7 = …..
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9

7. 64 : 8 = …..
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9

8. 63 : 7 = …..
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9

9. 72 : 8 = …..
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9

10. 90 : 9 = …..
a. 8
b. 9
c. 10
d. 11

11. 156 : 12 = …..
a. 13
b. 14
c. 15
d. 16

12. 210 : 14 = …..
a. 13
b. 14
c. 15
d. 16

13. 272 : 17 = …..
a. 13
b. 14
c. 15
d. 16

14. 399 : 21 = …..
a. 16
b. 17
c. 18
d. 19

15. 575 : 23 = …..
a. 23
b. 24
c. 25
d. 26

16. 972 : 27 = …..
a. 35
b. 36
c. 37
d. 38

17. 1.584 : 33 = …..
a. 47
b. 48
c. 49
d. 50

18. 1.887 : 37 = …..
a. 48
b. 49
c. 50
d. 51

19. 3.136 : 49 = …..
a. 66
b. 65
c. 64
d. 63

20. 4.248 : 59 = …..
a. 71
b. 72
c. 73
d. 74

B. Soal Cerita Pembagian

1. Kakak membeli 100 ekor ikan. Kemudian Kakak menaruh ikan di 5 kolam dengan jumlah yang sama. Berapa jumlah ekor ikan pada tiap-tiap kolam?

2. Ayah membeli gula pasir sebanyak 25 kg. Kemudian ibu memasukan gula pasir ke dalam 50 kantong plastik dengan jumlah sama. Berapa kg gula pasir isi tiap-tiap kantong?

3. Ibu membuat kue sebanyak 225 potong. Kemudian Ibu memasukan ke dalam 15 toples dengan jumlah sama. Berapakah isi tiap-tiap toples?

4. Fani memiliki 396 potong coklat. Kemudian coklat tersebut akan dibungkus ke dalam kotak dengan isi tiap-tiap kotak 18 potong coklat. Berapa jumlah kotak yang dibutuhkan?

Kunci Jawaban Soal Pembagian

A. Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda

1. b
2. a
3. c
4. d
5. b
6. a
7. c
8. d
9. d
10. c
11. a
12. c
13. d
14. d
15. c
16. b
17. b
18. d
19. c
20. b

B. Kunci Jawaban Soal Cerita

1. Jumlah ekor ikan tiap kolam = 100 : 5 = 20 ekor ikan.
2. Isi gula pasir tiap-tiap kantong = 25 : 50 = 0,5 kg.
3. Isi kue tiap-tiap toples = 225 : 15 = 15 potong.
4. Jumlah kotak yang dibutuhkan = 396 : 18 = 22 potong coklat.
5. Uang yang diterima oleh tipa-tiap cucu Kakek = Rp 600.000 : 24 = Rp 25.000.

Demikianlah pembahasan mengenai latihan contoh soal pembagian kelas 4 SD dan kunci jawabannya. Semoga bermanfaat.


B.INDONESIA Kelas 4 SD


KALIMAT MAJEMUK
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri atas satu kata atau lebih, mengandung satu pengertian atau dapat berdiri sendiri dan disertai dengan intonasi akhir. Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua atau lebih pola kalimat. Pola kalimat yang terdapat di dalam kalimat majemuk dapat dibentuk dari penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal ataupun perluasan unsur-unsur kalimat tunggal.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari beberapa klausa bebas. beberapa ahli menyebutnya sebagai kalimat setara. Klausa-klausa yang membentuk kalimat ini memiliki status yang sama, yang setara, atau yang sederajat dan berhubungan secara koordinatif. Hubungan koordinatif ini menggunakan konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, lalu. Akan tetapi tak jarang hubungan itu hanya secara implisit, artinya tanpa menggunakan konjungsi. Berdasarkan pengertian tersebut, kalimat majemuk dapat terjadi dari:
1) Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal, sehingga kalimat yang baru itu mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya:
Ida berangkat ke sekolah (kalimat tunggal)
Arista berangkat ke sekolah (kalimat tunggal)
Jika kedua kalimat tunggal tersebut digabung, maka dapat membentuk suatu kalimat majemuk:
Ida dan Arista berangkat ke sekolah.
2)  Sebuah kalimat tunggal yang diperluas unsur-unsurnya, sehingga unsur yang diperluas itu membentuk pola kalimat.
Misalnya:
Anak itu menendang bola (kalimat tunggal)
Anak yang berbaju merah itu menendang bola (kalimat majemuk)
Dalam contoh di atas, subjek kalimat tunggal (Anak itu ) diperluas sehingga membentuk pola kalimat (Anak yang berbaju merah itu).
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Bertingkat
  3. Kalimat Majemuk Campuran
  4. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat setara atau sederajat. Kalimat majemuk setara terjadi dari penggabungan dua kalimat tunggal dengan menggunakan kata tugas. Berdasarkan kata tugas yang digunakannya, kalimat majemuk setara dapat dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya:
1) Kalimat Majemuk Setara Menggabungkan
Kalimat majemuk setara menggabungkan biasanya memakai kata tugas dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya:
Kakak menyapu dan adik mengepel.
2) Kalimat Majemuk Setara Memilih
Kalimat majemuk setara memilih biasanya memakai kata tugas atau, baik ... maupun, dan sebagainya.
Misalnya:
Kamu tinggal saja di rumah, atau ikut bersama Ibu ke pasar.
3) Kalimat Majemuk Setara Perlawanan
Kalimat majemuk setara perlawanan biasanya memakai kata tugas tetapi, melainkan, dan sebagainya.
Misalnya:
Bukan Budi yang mengambil bukumu, melainkan si Tono.
4) Kalimat Majemuk Setara Sebab-Akibat
Kalimat majemuk setara sebab-akibat biasanya memakai kata tugas oleh karena itu, sebab itu, dan sebagainya.
Misalnya:
Mobilnya mogok, oleh karena itu ia terlambat tiba di sekolah.
Ciri-ciri kalimat majemuk setara adalah:
§  Kedudukan pola-pola kalimat sama derajatnya
§  Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
§  .Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
§  Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
       Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak setara atau tidak sederajat. Salah satu unsurnya ada yang menduduki sebagai induk kalimat, sedangkan unsur yang lainnya menduduki sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat terjadi dari perluasan kalimat tunggal. Berdasarkan bagian-bagian kalimat tunggal yang diperluasnya, kalimat majemuk bertingkat dapat dibedakan menjadi:
1) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti subjek
Misalnya:
Hal itu sudah kukatakan. (kalimat tunggal)
Bahwa aku kurang menyukai sikapnya yang sombong, sudah kukatakan.
2) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat
Misalnya:
Katanya begitu(kalimat tunggal)
Katanya bahwa ia tidak dapat menghadiri pertemuan itu.
3) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek
Misalnya:
Ayah mengendarai mobil(kalimat tunggal)
Ayah mengendarai mobil yang baru dibelinya kemarin.
4) Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan
Misalnya:
Ayah selalu pulang larut malam(Kalimat tunggal)
Ayah selalu pulang ketika kami sudah tertidur pulas.
Kalimat majemuk bertingkat merupakan penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Cara membuat kalimat majemuk bertingkat adalah dengan membuat kalimat tunggal atau kalimat luas terlebih dahulu. Kemudian kembangkan salah satu jabatan kalimat menjadi klausa bawahan (anak kalimat) sesuai dengan anak kalimat apa yangg diinginkan.
Contoh:
Induk Kalimat: Kemarin Budi mencuci motor. Selanjutnya kata `kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur. Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:
  1. Ketika matahari berada di ufuk timur, Budi mencuci motor,
atau
  1. Budi mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
Demikian pembelajaran hari ini, semoga bermanfaat dan diberikan kemudahan dalam memperoleh ilmu 

Salam sayang dari ibu Tutik 
Wassalaamualaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Ajar: Kamis, 7 November 2024

Hari/Tanggal                   :  Kamis, 21 November 2024 Kelas                                : IV (Empat) A Mata Pelajaran                ...