Hari/Tanggal : Senin, 11 September 2023
Muatan Pembelajaran :
1.Matematika : Pembagian dengan Hasil Bagi 2 Angka
2. IPAS : Perubahan Wujud Benda
3. Bahasa Indonesia : Jenis Kalimat Majemuk
Capaian Pembelajaran Matematika
Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu (misalnya,) dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama (misalnya, ). Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen |
CP BAHASA INDONESIA:
S 1. Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
3. Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
4. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
5. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.
6. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.
7. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
8. Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
9. Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.
10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.
11.Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.
CP IPAS
1. Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (panca indra)
2. Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup
MATEMATIKA
- (1) Membagi bundel berisi 100. 6 : 3 = 2. Karena 2 jumlahnya bundel berisi 100, maka totalnya adalah 200.
- (2) Membagi bundel berisi 10. 3 : 3 = 1. Karena 1 jumlahnya bundel berisi 10, maka totalnya 10.
- (3) Membagi lembaran. 9 : 3 = 3
- (1) 536 : 4
- (2) Membagi 5 bundel berisi100 kepada 4 orang. 5 : 4 = 1 sisa 1(Memikirkan tentang arti dari "sisa 1" yaitu 1 x 100 = 100)
- (3) Memecahkan 1 bundel berisi 100 yang tersisa, menjadi 13 bundel berisi 10, kemudian membaginya kepada 4 orang. 13 : 4 = 3 sisa 1
- (4) Memecah 1 bundel berisi 10 yang tersisa menjadi 16 satuan, kemudian bagi kepada 4 orang. 16:4=4
- (5) Konfirmasikan jawabannya. 536 : 4 = 134.
Jenis-Jenis dan Contoh Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk dibagi menjadi empat jenis, yaitu kalimat majemuk setara, rapatan, campuran, dan bertingkat. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari klausa-klausa yang memiliki hubungan setara. Kata penghubung atau konjungsi yang biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara adalah konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, dan kemudian. Berikut adalah jenis-jenis dari kalimat majemuk setara beserta contohnya.
a. Kalimat majemuk setara sejalan
Terdiri dari dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan sejalan. Dihubungkan oleh konjungsi, seperti dan, lalu, ketika, sementara. Contohnya:
- Ani sedang menggambar dan Budi mandi.
- Feri main di depan rumah, lalu makan masakan ibunya.
- Kereta bayi itu didorong ayah ketika menemani ibu membeli baju.
b. Kalimat majemuk setara berlawanan
Terdiri dari dua klausa atau lebih yang saling berlawanan. Dihubungkan oleh kata hubung tetapi, melainkan, sedangkan. Contohnya:
- Meri tidak pernah lupa menabung, sedangkan Feri selalu menghabiskan uangnya.
- Jono baru saja sampai rumah, tetapi adiknya tidak ada di rumah.
- Ayah tidak membeli mobil baru, melainkan mobil bekas.
c. Kalimat majemuk setara hubungan sebab-akibat
Terdiri dari dua klausa yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Dihubungkan oleh konjungsi sebab, karena, sehingga, maka. Contohnya:
- Roni memakan makanan terlalu pedas, sehingga ia jadi diare.
- Sinta bangun kesiangan, sebab ia tidur terlalu malam kemarin.
- Nita mampu menjadi juara kelas karena ia selalu belajar dengan tekun.
d. Kalimat majemuk setara penguat
Kalimat ini memiliki klausa yang berfungsi sebagai penguat klausa lainnya. Contohnya:
- Pak Rudi memang terkenal pelit, terlebih pada orang yang tidak ia sukai.
- Andi sudah sering ditegur, bahkan ia mendapatkan SP dari atasannya.
- Fuad adalah anak yang sopan, terlebih pada orang tua.
e. Kalimat majemuk setara pemilihan
Kalimat majemuk ini memiliki dua klausa atau lebih yang merupakan pilihan. Contohnya:
- Anak itu bisa mendapatkan beasiswa berupa uang pesangon atau belanja buku setiap bulan.
- Saya harus membersihkan rumah terlebih dahulu atau tidak diijinkan untuk menonton konser nanti malam.
- Ratih menjadi bingung harus pergi bersama Galih atau Sari.
f. Kalimat majemuk setara berurutan
Kalimat majemuk setara berurutan merupakan kalimat majemuk yang memiliki kelompok kata yang saling berurutan. Contohnya:
- Ali akan belanja sayur dahulu sebelum pulang ke rumah.
- Sesudah berdagang di pasar kemudian ibu melakukan tugasnya di rumah.
- Ani akan berkunjung ke rumah pamannya dulu setelah itu ia akan pergi ke rumah temannya.
2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk dijadikan sebagai satu kalimat utuh. Biasanya, kalimat ini akan dipisah atau digabung dengan menggunakan tanda baca koma (,). Konjungsi yang biasa digunakan pada kalimat majemuk rapatan, antara lain dan, juga, serta, dan lain lain. Contohnya:
- Diah membeli sayur. Diah membeli gula. Diah membeli beras.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Diah membeli sayur, gula, dan beras.
- Ayah memakan sayur bayam. Ayah memakan tempe. Ayah memakan tahu.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ayah memakan sayur bayam, tahu, dan tempe.
- Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki anak kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun). Kalimat ini juga kerap disebut sebagai kalimat kompleks.
Konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk bertingkat adalah konjungsi yang tidak setara, seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena, sehingga, sebab, maka, ketika, apabila, bahwa, dan sebagainya. Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi yang menandakan waktu, seperti sejak, sebelum, ketika, sesudah, sampai, saat, dan lain-lain. Contohnya:
- Nisa pergi ke warung, ketika Alya berkunjung kerumahnya.
- Ani datang ke rumah Alya sampai ibu Alya pulang dari kantor.
- Saat ibu pulang dari pasar, Feri belum ada di rumah.
b. Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi syarat yang menjelaskan suatu kondisi harus dipenuhi oleh kondisi lain. Konjungsi yang dimaksud, antara lain apabila, jika, seandainya, asalkan. Contohnya:
- Aku pasti juara satu seandainya kemarin aku rajin belajar.
- Aku pasti bermain ke rumahmu apabila aku punya waktu luang.
- Apabila ayah membeli makan siang, aku akan mentraktirnya makan malam.
c. Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan menggunakan kata penghubung yang menyatakan tujuan/maksud kedepannya, seperti agar, supaya, biar, dan lain-lain. Contohnya:
- Doni bekerja dengan keras agar bisa menutupi kebutuhan keluarganya.
- Fani pergi kesekolah biar mendapat pujian dari bibinya.
- Supaya menjadi juara 1, Doni selalu belajar dan mengerjakan PR.
d. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan
Kalimat ini dihubungkan menggunakan konjungsi yang menyatakan perbandingan, seperti ibarat, daripada, bagaikan, seperti, laksana, dan lainnya. Contohnya:
- Seperti pinang di belah dua, mukanya sangat mirip dengan kakaknya
- Gani lebih memilih fisika, daripada kimia.
- Bagaikan langit dan bumi, Risa sangat berbeda dengan kakak pertamanya.
e. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perlawanan (konsesif)
Kalimat ini memiliki kata konjungsi yang menyatakan hubungan perlawanan, seperti walaupun, kapanpun, biarpun, dan lain-lain. Contohnya:
- Meskipun dirinya sekarang menjomblo, dirinya tidak merasa kesepian.
- Usahanya memang sudah gagal, meskipun ia sudah bekerja sekeras mungkin.
- Ayah selalu siap kapanpun ibu membutuhkan bantuan.
f. Kalimat majemuk bertingkat hubungan sangkalan
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menyatakan sangkalan, seperti seakan-akan, seolah-olah, dan lain-lain. Contoh:
- Terkadang orang yang berbicara menyakiti orang lain seolah-olah hanya dirinyalah yang hidup di muka bumi ini.
- Fani bertengkar dengan Tias, seakan-akan semua emosinya diluapkan.
- Joko memakan semua makanan di meja, seakan-akan ia belum makan selama satu tahun.
g. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebab
Kalimat ini menjelaskan mengenai hubungan sebab dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung sebab, karena, oleh karena, dan lain-lain. Contohnya:
- Dia sedang merasa senang karena ibunya yang sudah lama pergi kini sudah pulang dari arab.
- Rangga menderita penyakit jantung karena dia suka menghisap rokok.
- Oleh karena terlalu sering berolahraga, kaki ayah jadi kram dan pegal-pegal.
h. Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat
Kalimat ini menggunakan kata konjungsi yang menyatakan akibat, seperti sampai-sampai, maka, sehingga, dan lain-lain. Contohnya:
- Andi memukul Alya, sehingga ibu Alya marah kepada Andi.
- Andi memarahi ibunya sampai-sampai Fani menangis tersedu.
- Karena lapar, maka ular itu memakan ayam.
i. Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara
Kalimat ini menjelaskan keterangan cara dari anak kalimat ke induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata “dengan”. Contohnya:
- Ani belajar menggunakan laptop dengan dibantu oleh kakaknya.
- Ina belajar bahasa Inggris dengan menggunakan kamus bahasa.
- Dengan menggunakan telepon, Rudi menyampaikan rasa rindu pada kekasihnya.
j. Kalimat majemuk bertingkat hubungan alat
Kalimat majemuk jenis ini terdapat penjelasan mengenai cara atau alat yang digunakan dalam kejadian, biasanya ditandai dengan konjungsi, seperti dengan atau tanpa. Contohnya:
- Menteri Keuangan mengontrol perekonomian dengan menaikkan pajak bagi rakyat.
- Kompor listrik bisa menghangatkan makanan tanpa menggunakan api.
- Gisela menjemur pakaian di halaman belakang dengan menggunakan jemuran yang terbuat dari tali.
k. Kalimat majemuk bertingkat hubungan hasil
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menunjukkan hasil, berupa kata “makanya”. Contohnya:
- Fani anak yang nakal makanya ibunya tidak suka memberi saran tegas untuk Fani.
- Andi anak yang malas makanya guru sering menegur Andi dengan nada tegas.
- Juju selalu belajar makanya ia jadi juara satu di kelasnya.
l. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penjelasan
Kalimat ini menjelaskan makna atau penjelasan yang didapat dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung “bahwa”. Contohnya:
- Ani berbicara dengan Ria bahwa seseorang telah menculik adiknya saat pulang sekolah.
- Ani belajar untuk mandiri setelah mendengar saran dari ayahnya bahwa menjadi orang mandiri akan membawanya lebih sukses.
- Pembawa acara berita tersebut sangat semangat menjelaskan kronologi kecelakaan bahwa ada mobil menabrak rumah warga di pinggir jalan.
m. Kalimat majemuk bertingkat hubungan kenyataan
Kalimat ini memiliki kata konjungsi, seperti padahal dan sedangkan. Contohnya:
- Ani bermain ponsel padahal adiknya menagis-nangis mencarinya.
- Dian pergi ke Jakarta sedangkan ibunya di kampung sendirian tanpa saudara.
- Kerajinan tangan ini sangat mudah padahal pembuatannya rumit.
n. Kalimat majemuk bertingkat hubungan atribut
Kalimat ini menggunakan kata penghubung “yang”. Contohnya:
- Dia yang makan pisang itu adalah adik saya.
- Ibu yang memakai baju biru itu adalah ibu saya.
- Masalah yang menimpa Runi sangat pelik.
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu, kalimat majemuk campuran memiliki ciri, yaitu terdiri dari tiga klausa dalam satu kalimatnya. Contohnya:
- Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam negeri.
- Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini, tetapi rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.
- Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek dan harus tidak naik kelas.
Perubahan wujud zat sendiri kerap terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Nah, untuk kali ini Gridkids akan membahas perubahan wujud zat yang merupakan materi kelas 4 bab 2.
Secara umum perubahan wujud zat bisa terjadi karena sejumlah faktor.
Contoh perubahan wujud yang paling sering dilihat ialah es batu yang padat berubah wujud menjadi cair.
Umumnya es batu akan mencair ketika diletakkan di ruangan terbuka.
Selain itu, perubahan wujud zat terjadi akibat aksi pada benda seperti menerima atau melepas kalor.
Lantas, apa saja perubahan wujud zat yang merupakan materi kelas 4 bab 2 Kurikulum Merdeka?
Yuk, kita cari tahu!
1. Perubahan Wujud Zat Membeku
Perubahan wujud zat yang pertama ialah membeku, yaitu air yang berubah menjadi padat.
Hal tersebut bisa terjadi karena air yang cair didinginkan hingga mencapai titik beku sehingga mengalami perubahan.
Kamu bisa melihat perubahan tersebut ketika memasukkan air ke dalam lemari pendingin, lalu beberapa saat akan berubah membeku atau menjadi es.
2. Mencair
Perubahan wujud yang kedua ialah mencair seperti benda padat yang dipanaskan hingga suhu tertentu.
Hal tersebut seperti es batu yang diletakkan pada suhu tertentu maka akan mencair.
3. Menguap
Perubahan wujud yang ketiga ialah menguap, yaitu perubahan dari cair menjadi gas.
Umumnya peristiwa tersebut membutuhkan energi panas, Kids.
Contohnya ketika Ibu merebus air dan dibiarkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan habis akibat menguap.
4. Mengembun
Perubahan wujud yang ketiga ialah mengembun, yaitu benda gas menjadi cair.
Contohnya es batu yang diletakkan di dalam wadah, sehingga luar wadah akan menjadi basah.
5. Mengkristal
Perubahan wujud yang satu ini terjadi karena adanya gas yang berubah menjadi padat.
Contohnya uap yang menjadi es atau salju di negara tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar