Hari/Tanggal : Senin, 4 November 2024
Kelas : IV (Empat) A
Mata Pelajaran :
1. Bahasa Indonesia : BAB4 Meliuk dan Menerjang
CP:
1. Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
2. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
3. Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
4. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih.
5. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif.
6. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi.
7. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
8. Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
9. Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif.
10. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya.
11. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.
12. Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.
Fase B Berdasarkan Elemen :
ELEMEN | CAPAIAN PEMBELAJARAN |
Bilangan | Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar, dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu dan antarpecahan dengan penyebut yang sama. Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen. |
Aljabar | Peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau objek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. |
Pengukuran | Peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah. |
Geometri | Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan. |
Analisis Data Dan Peluang | Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan). |
ELEMEN | CAPAIAN PEMBELAJARAN |
Pemahaman IPAS (sains dan sosial) | Peserta didik memahami bentuk dan fungsi pancaindra; siklus hidup makhluk hidup dan upaya pelestariannya; masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam sebagai upaya mitigasi perubahan iklim; proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi; sumber dan bentuk energi serta proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari hari; gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari, jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak, dan bentuk benda; peran, tugas, dan tanggung jawab serta interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah; mengenal letak kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya melalui peta konvensional/digital; ragam bentang alam serta keterkaitannya dengan profesi masyarakat; keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya, dan upaya pelestariannya; serta perbedaan kebutuhan dan keinginan, nilai mata uang dan fungsinya |
Keterampilan proses | 1. Mengamati Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil pengamatannya. 2. Mempertanyakan dan memprediksi Dengan menggunakan panduan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan. 6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam berbagai format. |
Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup
Assalamu'alaikum wr wb...
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Bab IV Meliuk dan Menerjang Terdapat kegiatan menyimak teks DIkenal Karena Menari. Tujuan kegiatan ini adalah melalui kegiatan menyimak teks “Dikenal karena Menari”, peserta didik mampu mengidentifikasi informasi dengan benar.
- Lihat dan perhatikan orang yang berbicara.
- Jangan sambil berbicara dengan teman atau melakukan hal lainnya.
- Kalau perlu, catat informasi penting seperti nama orang, nama tempat, tahun, dan lain-lain.
Nama-nama desa yang diceritakan adalah Desa Olehsari di Banyuwangi, Jawa Timur, yang terkenal dengan tari seblang, Desa Cempaga di Bali dengan tari baris, Desa Barikin di Kalimantan Selatan dengan tari baksa kembang, Desa Situraja di Jawa Barat yang terkenal dengan tari umbul, dan Desa Gigieng di Aceh dengan tari seudati.
Tari seudati dibawakan oleh delapan pemuda
Tari baksa kembang menggambarkan seorang putri yang sedang bermain di taman bunga.
Tari umbul menirukan gerakan pencak silat.
- Tari seblang dari Banyuwangi, Jawa Timur bertujuan untuk menghindarkan desa dari bahaya.
- Tari baris dari Bali tujuanya untuk mengelu-elukan kejantanan pahlawan Bali,
- Tari baksa kembang dari Kalimantan Selatan bertujuan untuk penyambutan tamu
- Tari umbul dari Jawa Barat bertujuan untuk merekatkan kebersamaan untuk melawan penjajah.
- Tari seudati dari NAD bertujuan untuk sarana dakwah untuk mengembangkan ajaran agama Islam.
- Tari Yapong dari DKI Jakarta, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.
- Tari Sekapur Sirih dari Jambi, adalah tarian untuk menyambut selamat datang kepada tamu tamu besar di provinsi Jambi.
- Tari Topeng Kuncaran dari Jawa Barat, adalah tarian untuk menyambut tamu agung.
- Tari Remog dari Jawa Timur tepatnya diSurabaya, adalah salah stu tarian untuk penyambutan tamu agung.
- Tari Monog dari Kalimantan Barat, adalah tarian untuk tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali.
- tari: n gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya)
- meliuk: v berkeluk ke sisi (gerak pesenam, penari, dan sebagainya)
- pentas: n lantai yang agak tinggi di gedung pertunjukan tempat memainkan sandiwara dan sebagainya; panggung
- peraga: n orang yang suka meragakan diri; pesolek
- gemulai: a lemah lembut (tentang gerak anggota tubuh)
- menerjang: v menendang; menyepak (ke bawah atau ke depan), v menyerang; menyerbu: pasti ia sudah ~ sopir itu jika aku tidak cepat-cepat menahannya, v melanggar; menubruk; menyeruduk: ia berlayar ~ ombakmelewati terus
- lestari: a tetap seperti keadaannya semula; tidak berubah; bertahan; kekal
Pragraf 1 | |
---|---|
Ide Pokok | Lima desa yang terkenal dengan ciri khas tarian dan para penarinya. |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 2 | |
Ide Pokok | Desa Olehsari di Banyuwangi, Jawa Timur, terkenal dengan tari seblang |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 3 | |
Ide Pokok | Desa Cempaga di Bali terkenal dengan tari baris |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 4 | |
Ide Pokok | Desa Barikin di Kalimantan Selatan dikenal dengan tari baksa kembang |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 5 | |
Ide Pokok | Desa Situraja di Jawa Barat terkenal dengan tari umbul |
Ide Pendukung |
|
Pragraf 6 | |
Ide Pokok | Desa Gigieng di Aceh dengan tari seudati |
Ide Pendukung |
|
A. Pecahan Desimal Persepuluhan dan Perseratusan
Pecahan desimal adalah pecahan yang nilai penyebutnya adalah 10, 100, 1000, dan seterusnya yang ditulis dengan menggunakan tanda koma.
Dari gambar tersebut, 1 roti dilapisi selai coklat, bisa ditulis 1/10 dalam bentuk pecahan.
Bentuk 1/10 bisa ditulis 0,1 dalam bentuk bilangan desimal.
Contoh pecahan desimal
a. 1 angka di belakang koma.
Karena terdapat 1 angka dibelakang koma, maka nilai penyebut 10
0,1 = 1/10
b. 2 angka dibelakang koma
Karena terdapat 2 angka dibelakang koma, maka nilai penyebut 100
0,25 = 25/100
Untuk lebih jelasnya ayo simak video berikut ini!
IPAS
TP: Peserta didik dapat mengidentifikasi ragam transformasi energi pada kehidupan sehari-hari
Transformasi Energi Di Sekitar Kita
Energi adalah daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan yang dilakukan manusia.
Sehingga, energi sangat sering dan selalu digunakan manusia untuk melakukan pekerjaan.
Energi dapat digunakan secara langsung ataupun mengalami perubahan dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Misalnya energi gerak menjadi energi panas, energi panas menjadi energi listrik, dan sebagainya.
Pada pelajaran IPAS kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Belajar, kita akan belajar menyebutkan contoh perubahan energi dalam kegiatan sehari-hari.
Energi merupakan hal yang bersifat kekal, tidak dapat diciptakan maupun dihilangkan oleh manusia. Meski demikian energi tetap dapat dimanfaatkan oleh manusia dengan cara mengubah bentuk energi yang ada menjadi bentuk yang lain.
Proses pengubahan energi ini disebut sebagai transformasi energi. Hasil dari transformasi energi ini kemudian dimanfaatkan oleh manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas.
Energi memiliki bentuk yang bermacam-macam yakni energi gerak, energi cahaya, energi kimia, energi panas, energi bunyi hingga energi listrik
3 topik yang dipelajari dalam bab transformasi energi, yakni:
- Transformasi Energi di Sekitar Kita
- Energi yang Tersimpan
- Energi yang Bergerak
Contoh Transformasi Energi di Sekitar Kita
Sebagaimana disebutkan, cara manusia menggunakan energi adalah dengan mengubah suatu energi dasar menjadi bentuk lain yang bisa dimanfaatkan. Lantas apa saja contoh transformasi energi yang terjadi di sekitar kita?
Tanpa disadari, banyak perubahan energi yang terjadi di sekitar kita, dapat berbentuk alat maupun kegiatan. Berikut adalah contoh transformasi energi yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari:
Nama Benda atau Kegiatan | Proses Transformasi Energi |
Lampu | Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya |
Mobil | Perubahan energi kimia (bensin) menjadi energi gerak |
Setrika listrik | Perubahan energi listrik menjadi energi panas |
Alat musik seperti gitar, drum, kecrek | Perubahan energi gerak menjadi energi bunyi |
Blender, mixer | Perubahan energi listrik menjadi energi panas |
Televisi | Perubahan energi listrik menjadi energi bunyi dan energi cahaya |
Kipas angin | Perubahan energi listrik menjadi energi gerak |
Rice cooker | Perubahan energi listrik menjadi energi panas |
Dinamo sepeda | Perubahan energi gerak menjadi energi cahaya (lampu sepeda) |
Senter | Perubahan energi kimia menjadi energi cahaya |
Tabel di atas merupakan contoh perubahan energi yang terjadi satu kali. Namun, perubahan energi lebih dari satu kali mungkin saja terjadi. Misalnya, telepon genggam yang menggunakan energi baterai dapat digunakan atau dimanfaatkan berkali-kali.
Di dalam baterai terdapat energi kimia. Saat digunakan, baterai akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik dalam baterai tersebut kemudian dapat mengubah menjadi bentuk lain berupa suara, cahaya, dan getar.
Meskipun dapat dimanfaatkan manusia, perubahan energi juga berpotensi memberikan dampak negatif. Sebagai contoh, perubahan energi yang terjadi pada mobil saat digunakan.
Mobil dapat bergerak dikarenakan adanya pembakaran bahan bakar bensin, yang sebelumnya telah dikonversi menjadi energi kimia. Namun, energi kimia itu juga dapat membuahkan energi sampingan seperti kimia berupa asap dan panas.
Asap kendaraan dapat merugikan masyarakat dan lingkungan karena mengandung polutan dengan zat berbahaya.
Contoh Energi Potensial
Lebih lanjut, terdapat energi yang disimpan. Misalnya, makanan yang kita makan sehari-hari akan diubah menjadi energi dan disimpan di dalam tubuh. Energi tersebut akan berubah menjadi tenaga saat kita beraktivitas. Namun, jika energi dalam tubuh, yang dihasilkan dari makanan tadi, sudah habis, kita akan merasa lemas tidak bertenaga.
Energi yang disimpan di dalam tubuh tersebut merupakan salah satu contoh energi potensial, yakni energi yang tersimpan pada suatu benda.
Disebut potensial karena benda tersebut mempunyai potensi untuk bergerak berkat energi yang disimpan itu. Potensi ini dapat diwujudkan melalui transformasi energi agar bisa dimanfaatkan, biasanya disimpan dalam bentuk energi kimia, energi gravitasi, dan energi pegas atau elastis.
Ada juga energi potensial yang tersimpan karena benda berada di tempat yang tinggi, yakni energi gravitasi. Proses transformasi energi yang terjadi adalah perubahan energi potensial berubah menjadi energi kinetik.
Energi potensial dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Sebagai misal, bahan bakar fosil yang mengandung energi potensial kimia. Energi tersebut lantas dapat dimanfaatkan di berbagai sektor kehidupan seperti memasak, menyalakan listrik, menjalankan kendaraan, dan penerangan.
Namun, tidak hanya bahan bakar fosil, pembangkit listrik juga bisa dihasilkan dari transformasi. energi alternatif. Misalnya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Teknologi ini memanfaatkan air, yang mengandung energi potensial, untuk kemudian diubah menjadi energi kinetik dengan alat turbin. Kecepatan putaran turbin dikonversi menjadi listrik dengan perantara generator sebagai pembangkit tenaga.
Proses transformasi energi air menjadi listrik ini memang memerlukan rangkaian transformasi energi yang panjang. Karenanya, kita perlu berhati-hati dan bijak dalam menggunakan listrik.
Masih ada jenis energi lain yang bisa dikonversi menjadi tenaga bentuk lain. Salah satunya energi kinetik. Energi kinetik adalah energi yang terjadi karena disebabkan oleh gerak.
Macam energi yang termasuk dalam energi kinetik antara lain energi bunyi, energi panas, energi cahaya, dan juga energi listrik.
Contoh Perubahan Energi
Berikut ini beberapa contoh perubahan energi dalam kegiatan sehari-hari.
1. Menggunakan setrika listrik untuk merapikan pakaian (energi listrik menjadi panas).
2. Mengisi daya baterai ponsel (energi listrik menjadi kimia).
3. Menyalakan lampu (energi listrik menjadi cahaya).
4. Menggunakan hair dryer (energi listrik menjadi panas).
5. Menggunakan oven (energi listrik menjadi panas).
6. Penggunaan flash kamera (energi cahaya menjadi kimia).
7. Penggunaan panel surya (energi cahaya menjadi listrik).
8. Menggosokkan kedua telapak tangan.
9. Menyalakan mesin (energi gerak menjadi panas).
10. Menjemur pakaian (energi cahaya menjadi panas).
11. Bermain angklung (energi gerak menjadi bunyi).
12. Menggunakan kincir angin (energi gerak menjadi energi listrik).
13. Bermain layang-layang (energi angin menjadi energi gerak).
14. Bermain seruling (energi angin menjadi energi bunyi).
15. Menendang bola (energi gerak untuk menyebabkan perpindahan).
16. Bersepeda (energi kimia menjadi energi gerak).
17. Berjala (energi kimia menjadi energi gerak).
18. Berlari (energi kimia menjadi energi gerak).
19. Menyalakan kendaraan (energi kimia menjadi energi gerak).
20. Menyalakan senter (energi kimia menjadi energi cahaya).
----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar