Muatan Pembelajaran :
1. Pend. Pancasila : Makna nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
2. Seni Budaya : Seni Tari
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat menjelaskan peristiwa perumusan pancasila
2. Peserta didik dapat menyebutkan 3 tokoh penggagas dasar Pancasila
3. Peserta didik mampu memperagakan ciri khas gerak tari dari flora, fauna, dan makhluk hidup di sekitar lingkungannya secara individu maupun kelompok
Pancasila memiliki sejarah yang panjang sebagai dasar negara sekaligus falsafah hidup bangsa Indonesia. Dalam rangkaian proses perumusan Pancasila, terdapat nilai-nilai kebersamaan dari berbagai perbedaan yang muncul sebelum kemerdekaan Republik Indonesia akhirnya bisa diwujudkan. Secara etimologi, Pancasila berakar dari bahasa Sansekerta panca yang artinya "lima" dan sila yang berarti "asas" atau "prinsip".
Dengan demikian, Pancasila bisa dimaknai sebagai rumusan dan pedoman dalam kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Istilah Pancasila muncul dalam Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca yang disusun tahun 1365 Masehi atau masa Kerajaan Majapahit. Menurut buku Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (2012), istilah ini kembali diangkat dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Perjuangan untuk merebut kemerdekaan tidak sekadar bersama-sama melakukan perlawanan terhadap penjajah. Kebersamaan dalam proses musyawarah yang dilakukan oleh para bapak bangsa (the Founding Fathers) dalam merumuskan dasar negara juga merupakan salah satu bentuk perjuangan melepaskan diri dari tangan penjajah. Ketika semangat kemerdekaan rakyat Indonesia sedang memuncak, proses perumusan dasar negara yang dilakukan demi menuju kemerdekaan adalah hal yang tidak bisa ditunda lagi.
Perjuangan yang dilakukan oleh para bapak bangsa dalam proses perumusan dasar negara tidaklah semudah yang dibayangkan. Dalam proses tersebut bermunculan banyak sekali pendapat yang diajukan mengenai rumusan dasar negara. Tiga orang tokoh; Mr. Muhammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno merupakan bagian dari para bapak bangsa yang mengemukakan gagasan dan pendapatnya mengenai rumusan dasar negara Indonesia merdeka.
Namun, dalam menghasilkan suatu keputusan sidang tidak semua pendapat harus diterima. Akhirnya setelah melalui proses sidang musyawarah yang panjang, maka disepakati rumusan dasar negara bernama Pancasila yang dapat kita kenali hingga saat ini.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibilang bahwa nilai perjuangan dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara pasti dilandasi dengan kepentingan bangsa dalam semangat kebersamaan yang tinggi. Nilai juang dalam semangat kebersamaan tersebut tertuang sebagai berikut:
- Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Semangat anti penjajah dan penjajahan.
- Harga diri yang tinggi sebagai bangsa yang merdeka.
- Semangat persatuan dan kesatuan.
- Setia kawan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan.
- Jiwa dan semangat merdeka.
- Semangat perjuangan yang tinggi.
- Pantang mundur dan tidak kenal menyerah.
- Ulet dan tabah menghadapi segala macam, tantangan, hambatan, dan gangguan.
- Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara.
- Cinta tanah air dan bangsa.
- Tanpa pamrih dan banyak bekerja.
- Disiplin yang tinggi.
- Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya
Landasan perjuangan bangsa Indonesia termaktub dalam nilai-nilai tersebut yang menjadi bagian dalam merumuskan dasar negara kita Pancasila. Selain itu, para bapak bangsa dan rakyat Indonesia pada waktu itu telah mendalami nilai-nilai tersebutsehingga menyatu dalam diri.
Keputusan yang diambil dan disepakati dalam proses perumusan dasar negara pada saat itu merupakan keputusan terbaik yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Berdasarkan nilai-nilai itulah, Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia dapat dipertahankan hingga sekarang.
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkan empat macam sikap atau perilaku yang sesuai dengan sila pertama Pancasila!
- Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
- Hidup rukun dan dapat bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda.
- Menghormati setiap orang dalam kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
- Yakin terhadap agama atau kepercayaan yang dianutnya tetapi tidak memaksakannya kepada orang lain
2. Sebagai seorang peserta didik, bagaimana bersikap yang sesuai dengan nilai Pancasila ketika berada di lingkungan sekolah dan rumah?
- Lingkungan sekolah: Berkawan baik kepada semua teman di kelas, jujur ketika ulangan/ujian, mengerjakan tugas piket sesuai jadwal yang diberikan/disepakati.
- Lingkungan rumah: Membuka diri untuk menerima masukan dari anggota keluarga yang lain, membantu pekerjaan rumah orang tua, menjaga adik/tidak menggangunya
SBDP
Tari dengan latar belakang flora dan fauna seperti padi dan burung Pipit, maka busana yang digunakan biasanya dibentuk menyerupai warna atau bentuk padi dan burung. Peserta didik dapat membuat kreativitas kostum padi dengan menggunakan bahan kardus, kertas karton dan bahan lainnya yang dibentuk seperti padi dan dipakai pada tubuh penari.
Pemilihan warna juga disesuaikan dengan warna yang sesungguhnya, kalau padi bisa berwarna hijau dan warna coklat. Begitu pula dengan rias dan busana burung Pipit, harus disesuaikan dengan anatomi tubuh burung yang sesungguhnya, misalnya: ada sayap, ekor, paruh, kaki dan jambul di kepala. Peserta didik bisa berkreasi dari bahan-bahan sederhana untuk membuat tampilan penari menyerupai burung. Untuk rias burung bisa menggunakan rias fantasi yang dalam bentuknya menyerupai wajah burung.
Setelah peserta didik bereksplorasi, selanjutnya peserta didik melakukan improvisasi secara individu maupun kelompok. Peserta didik melakukan gerak bebas sesuai dengan imajinasi mereka tentang tumbuhan dan hewan dengan jenis habitat yang ada di sekitar lingkungan mereka tinggal. Seperti, darat (sawah, ladang, kebun, dan sejenisnya) dan air (sungai, laut, kolam, dan sejenisnya).
Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi konsep dan gerak dalam penciptaan karya tari. Peserta didik dan guru dapat melakukan stilisasi terhadap gerak yang telah dipilih sesuai dengan konsep karya tari mereka.
Peserta didik menyusun gerak (forming) sesuai dengan alur cerita yang mereka buat.
Contoh Penyusunan Gerak Sesuai Alur Cerita
Komposisi Gerak | Alur cerita |
---|
| Petani membajak sawah kemudian menebarkan benih padi, dan menanam padi. |
| Petani menebar pupuk agar padi tumbuh subur |
| Petani membersihkan rumput dan alang-alang yang tumbuh di sekitar padi. |
| Padi tumbuh subur dari kecil menjadi lebih panjang dan bulir padi mulai nampak. |
| Semakin tua, padi menguning semakin merunduk dan siap untuk dipanen |
| Segerombolan burung Pipit hinggap di tanaman padi, sambil menikmati butir padi. |
| Burung Pipit terbang mengitari sawah. burung Pipit memiliki ukuran tubuh yang kecil tetapi terbangnya gesit dan lincah. Suaranya kecil nyaring memanggil temantemannya. Cara terbangnya sayap terkepak naik turun, dua kaki diturunkan saat hendak mendarat. |
| Burung Pipit melompat kecil lincah di atas tali orang-orangan sawah. Orang-orangan sawah bergoyang-goyang karena talinya dihinggapi oleh burung Pipit |
| Saat panen tiba, petani memanen padi bersama-sama. Membawa alat pemotong padi dan alu (papan penggilas padi) |
| Padi diolah menjadi gabah. Setelah itu melalui proses selip untuk mengupas kulit ari, menjadi beras. Kemudian dimasak menjadi nasi. |
| Kegiatan suka cita hasil bumi yang dinikmati bersama. Dengan ditampilkan simbol-simbol seperti padi, alat penumbuk padi, penanak beras, guyub rukun para petani/ manusianya |
Demikian materi kegiatan pembelajaran kita hari ini..
wassalamualaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar